Wednesday, November 19, 2008

Tanpa Judul

malam
dingin berkabut
langit sepi tanpa bintang
hanya rembulan yang tersipu redup setengah wajahnya
aku terdiam dalam galau rindu
tanpa keberanian untuk mengatakannya...

jepara, 8 November '08


sering kali keberanian menghilang saat dibutuhkan.
namun tanpa keberanianpun, rindu itu akan mencari sendiri jalannya untuk menuntaskan rasanya.

Tuesday, November 18, 2008

Karena Kuingin

Purnama terbit tanpa gairah. Meski sudah hampir tengah malam, tapi hangatnya belum juga terasa. Bahkan kabut pun turun sejak senja, selepas hujan yang mengguyur siang hari. Malam semakin beku tanpa kehangatan. Entah mengapa? Semua terasa hambar. Aku sendiri hanya berdiam, tanpa melakukan apa-apa. Semuanya tak menggairahkan untuk beraktifitas. Sekedar imajinasipun tak kunjung melintas di pikiran yang terus galau.

Sejenak kupejamkan mata untuk temukan sesuatu, yang mungkin akan menenangkan jiwa. Namun semua itu tetap tak mampu membantu meringankan pikiranku. Tak ada yang mengisi pikiran ini, selain dirinya. Semua tampak menghilang, saat dia hadir dalam anganku.

Dia bukan bidadari, bukan juga sang putri yang akan menghipnotis setiap laki-laki yang melihatnya. Tapi, kehadirannya telah merubah cara pandang hidupku. Cara pandang tentang cinta yang selama ini kuanggap tlah tiada. Dan kini, dia menghadirkannya untukku. Cara pandang tentang hidup, yang selama ini hanya kukenal hampa, kini kembali berwarna.

Dia bukan permaisuri yang selalu tampil jelita saat mendampingi sang pangeran dalam pesta-pesta kerajaan. Tapi dia punya kecantikan yang tak setiap orang menyadarinya. Dia yang miliki kecantikan jiwa. Kemuliaan jiwa yang masih terus terjaga. Sehingga dia pun mampu menjaga cintanya untuk satu mimpi kebahagiaan. Dan ketika orang yang dicintainya tlah meninggalkannya untuk memilih cinta yang lain. Dia pun tetap menjaga mimpi itu. Tak lain untuk satu bahagia.

Kabut yang turun semakin pekat. Bahkan batu-batu yang berserak di tanah pun tlah basah dibuatnya. Sepi pun kian mencekat. Tak ada lolong anjing, serangga malam pun enggan berderik. Semua seolah mengamini kesedihan dan kegelisahan sang rembulan.

Aku tak bisa menghilangkan bayangnya dari angan ini. Tak bisa, dan juga tak ingin kuhapus semua bayangnya. Ku biarkan semuanya membayangi anganku. Mengikuti setiap tapak langkah yang ku susuri. Karena kuingin, dia yang mendampingi hidupku.

Jepara, 14-18 November ‘08

Saturday, November 15, 2008

Short Massage

09.11.08 20.41
+628529081****
Izinkn qti2pkn hatiQ yg rapuh ni pdM,bgtu brat Bban ni,qtk sggup jk qbrjln sdr.qmhon jgalh hti yg rapuh ni,smai ia dg ksh syg srta do’a2 suciM agar qte2p hidup.

Izinkan kutitipkan hatiku yang rapuh ni padamu, begitu berat beban ni, ku tak sanggup jika kuberjalan sendiri. Kumohon jagalah hati yang rapuh ni, semai ia dengan kasih sayang serta do’a-do’a sucimu agar ku tetap hidup.

Reply
09.11.08 21.34
+628529081****
Brsndarlh d bahuku smpai kau rsakn dmai,saat ku jga hti agr ttp trsnyum tuk ku.Genggam erat jmari hngga kau tmukn ksih& sayng,sprti cinta yg ingin kau dapatkan.

Bersandarlah di bahuku sampai kau rasakan damai, saat ku jaga hati agar tetap tersenyum untukku. Genggam erat jemari hingga kau temukan kasih dan sayang, seperti cinta yang ingin kau dapatkan.



Terkadang kalimat singkat mudah dimengerti, namun suatu saat, satu kata saja sulit dipahami.
Jadilah mudah, agar kita lebih mudah memahami orang lain.

Tuesday, November 11, 2008

Kejutan Hidup

suara adzan baru saja usai menggema di belantara
tapi langit tak seindah biasanya
mendung masih merata hingga batas cakrawala
saat ku hentikan langkah dan kunikmati senja ini
dengan segerombolan walet yang masih melayang kembali pulang
juga kelelawar yang mulai keluar sarang
rindu ini kembali menggelegak dalam dada
mengingat langkah-langkah yang tlah lalu
dan berharap pada masa depan
dengan hidup yang penuh keterkejutan
tak jarang tersentak dengan hidup sendiri
hingga terpana pada apa yang terjadi

Jepara, 12 November ‘08

Wednesday, November 05, 2008

Hidup Adalah Anugrah

Hari ini, sebelum anda berfikir untuk mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan yang tak bisa bicara.

Sebelum mengeluh tentang rasa makanan, pikirkan orang yang tak punya apa pun untuk dimakan.

Hari ini, sebelum berkeluh kesah tentang hidup, pikirkan orang yang terlalu cepat kembali ke alam baka.

Sebelum bertengkar tentang rumah yang kotor, salah satu di antara anda tidak menyapu atau tidak membersihkan rumah, pikirkan orang yang hidup di jalan.

Sebelum mengeluh tentang jarak yang jauh ketika mengemudi, pikirkan orang yang menempuh jarak yang sama dengan jalan kaki.

Jika anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaan, pikirkan orang yang menganggur, orang yang cacat dan orang-orang yang mengharap punya pekerjaan.

Ketika pikiran suram membuat anda lesu, coba senyum dan bersyukur kepada Tuhan karena anda masih hidup.

Hidup adalah anugrah. Jalani. Nikmati. Senangkan hati. Dan syukuri.


diambil dari kisah inspirasional Tabloid Aura