Sunday, August 10, 2008

MASIHKAH ADA NASIONALISME

Memasuki bulan agustus yang kita kenal sebagai bulan kemerdekaan, bulan perjuangan dan bulan proklamasi kemedekaan Republik Indonesia. Karena pada bulan ini bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan yang berlangsung lebih dari tiga abad. Bulan di mana bangsa Indonesia terbebas dari cengkeraman bangsa lain.

Memasuki bulan agustus yang kita kenal sebagai bulan kemerdekaan, bulan perjuangan dan bulan proklamasi kemedekaan Republik Indonesia. Karena pada bulan ini bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan yang berlangsung lebih dari tiga abad. Bulan di mana bangsa Indonesia terbebas dari cengkeraman bangsa lain.

Mungkin kita tak tahu bagaimana beratnya perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Namun kita tak boleh melupakan jasa-jasa mereka. Karena tanpa pahlawan tak akan ada bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Dan kini giliran kita untuk mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi yang harus kita ukir demi memajukan bangsa dan negara ini.

Seperti biasanya menjelang hari kemerdekaan, setiap warga melakukan persiapan-persiapan guna memperingati hari yang bersejarah tersebut. Mulai dari melakukan kebersihan lingkungan, mengecat pagar rumah sampai memasang bendera juga umbul-umbul. Tidak hanya di perkotaan, peringatan ulang tahun negara ini dilakukan. Namun di desa-desa juga tidak ketinggalan dengan segala kesibukan menyambut kemeriahan dirgahayu Indonesia ini.

Suatu hari seorang bapak sedikit mengeluh ketika sedang mempersiapkan segala keperluan guna menyambut peringatan kemerdekaan kali ini. Beliau menyatakan sebuah ungkapan kemalasannya untuk memasang umbul-umbul. Ternyata hal itu karena tidak adanya perhatian dari warga lain untuk hal tersebut. Memang sebagian besar warga sekarang enggan untuk kembali memperingati hal-hal yang berhubungan dengan negara ini. Mereka enggan untuk memasang bendera tidak hanya pada peringatan hari kemerdekaan, namun juga pada peringatan hari-hari besar kenegaraan yang lain.

Itulah salah satu sisi warna kebernegaraan warga kita. Dan karena itulah banyak kalangan menyatakan bahwa nasionalisme warga negara kita telah luntur. Karena tidak adanya perhatian warga untuk turut memperingati hari-hari besar kenegaraan kita. Namun benarkah apa yang terjadi ini semata-mata lunturnya nasionalisme kita.

Jika kita telusuri lebih dalam, kita akan menemukan sebuah fakta yang sangat jauh berbeda. Karena sekitar lima belas tahu yang lalu, atau lebih tepatnya tiga belas tahun yang lalu tercatat begitu kuatnya rasa nasionalisme yang tertanam dalam diri setiap warga negara. Ya, peringatan kemerdekaan republik ini yang ke lima puluh tahun memberikan sebuah semangat tersendiri bagi mereka.

Pada masa itu terlihat begitu besarnya rasa nasionalisme dalam diri setiap warga negara. Setiap warga berlomba-lomba untuk ikut berpartisipasi dalam memperingati dan memeriahkan hari kemerdekaan yang ke setengah abad itu. Sejak memasuki awal bulan agustus, sudah banyak warga yang melakukan perbaikan-perbaikan di kampung masing-masing. Memasang bendera, umbul-umbul bahkan mereka juga membuat sebuah gapura selamat datang yang cukup megah di pintu masuk desa. Mereka juga mengadakan lomba-lomba antar kampung dalam rang memperingati hari kemerdekaan tersebut. Lalu kenapa hanya dalam waktu yang singkat semua itu dapat berubah. Bahkan dapat dikatakan bahwa rasa nasionalisme kita telah luntur.

Hal ini terbukti dengan adanya keengganan dalam diri mereka untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan, pegawai. Bahkan untuk hanya membicarakannya saja mereka tak mau. Ada semacam trauma yang melekat dalam benak mereka dengan keadaan yang sekarang.

Memang sulitnya kondisi ekonomi sekarang menjadi salah satu penyebabnya. Terkait dengan kondisi ekonomi inilah mereka tidak lagi peduli dengan nasionalisme mereka. Apalah artinya peringatan kemerdekaan, jika kita tak dapat bekerja dengan mudah. Terlebih tingginya harga kebutuhan pokok semakin tak teratasi lagi. Mungkin dua hal itulah yang dijadikan alasan oleh mereka, kenapa mereka tak lagi peduli dengan kemerdekaan bangsanya sendiri.

Jika kita bandingkan kondisi sekarang dengan kondisi tiga belas tahun yang lalu, atau tepatnya saat peringatan lima puluh tahun kemerdekaan republik ini. Maka akan kita dapatkan perbedaan-perbedaan yang tak mungkin dapat kita terima. Lihat saja dari sisi ketersediaan kesempatan kerja. Semakin sulitnya kesempatan kerja yang ada sekarang ini cenderung melunturkan rasa nasionalisme mereka. Bahkan ketika kita berbicara mengenai harga-harga kebutuhan hidup. Untuk harga BBM saja, khususnya premium pada waktu itu tidak lebih dari seribu rupiah. Sehingga bisa dikatakan dalam waktu sekitar sepuluh tahun BBM telah mengalami kenaikan harga dengan prosentase enam ratus persen. Sungguh sebuah angka yang sangat fenomenal.

Belum lagi ketika warga harus memenuhi kebutuhan pokok yang lainnya. Pangan utamanya, mereka tak mampu lagi untuk memikirkan apa arti nasionalisme bagi mereka jika harus membeli beras dengan harga yang sangat tinggi. Maka pantaslah jika mereka tak lagi mau mengurusi hal-hal yang bersifat kenegaraan. Karena bagi mereka mempertahankan hidupnya dan juga keluarganya lebih berarti ketimbang memikirkan negara yang semakin tak menentu ini.

Maka jangan salahkan warga yang tak lagi peduli dengan nasionalisme. Karena satu langkah mudah untuk mengembalikan semangat nasionalisme mereka adalah dengan membenahi segala kesulitan-kesulitan yang sudah lebih dari sepuluh tahun terus berkepanjangan hingga sekarang. Berikan kemudahan untuk mencari pekerjaan. Dan jangan lupa untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Karena dengan kemudahan itu, mereka takkan lagi kesulitan untuk mencari penghidupan bagi keluarganya. Juga terpenuhinya kebutuhan hidup mereka dengan harga-harga yang terjangkau.

Dan bangkitlah semangat Nasionalisme di hari kemerdekaan ini !

Karena dengan bahasa sedikit menggelitik,

Nasionalisme Masih Tertancap Begitu Kuat Dalam Perut Setiap Warga Negara !!!

2 comments:

mampir s'diluk said...

Merdeka!!!

SLAMAT HARI KEMERDEKAAN INDONESIA...

memaknai kemerdekaan adalah sikap yang menunjukan kita masih punya nasionalisme, apapun cara... Nasionalisme tidak akan pernah luntur, karena pemaknaaan nasionalisme akan selalu berbeda tiap zamannya, menurut saya, jika dulu dengan perjuangan fisik, merebut dan mempertahankan kemerdekaan, sekarng dengan perjuangan otak guna memprtahankan dan memajukan bangsa.

Hidup Merdeka!!!

mampir s'diluk said...

Pak, koment ku lmyan banyak g y..
skalian tak masukin blogku dewelah...
wkwkwkwkw...