Aku mendengar panggilanmu
Pulanglah nak
Tak cukupkah segala warna yang kau kumpulkan di luar sana?
Aku ingin mendengar ceritamu
Tentang angin yang mengantarmu menggembara, meninggalkanku sekian lama
Aku mendengar senandung rindu
Dikisahkan pada peluk cium
Terakhir kali, ciuman di pipiku lama sekali
samar terdengar
Dinding-dinding rumah tetangga berbincang
Gelisah mengantar pada setiap peraduan
Aku mendengar gelisahmu
Menutup rapat setiap celah dinding yang bersuara dengan nyanyian warna yang kuceritakan padamu
Bening kelopak dua mata berbincang
kesekian kali
Pulanglah nak,
Hiasan kau selipkan di seluruh tubuhku
Mengikatku menjadi anak perempuanmu
Pintu tak terkunci
Aku pergi lagi
Dalam bisikan, aku mendengarmu
“Bagaimana bisa aku menahanmu, sedang kau adalah mimpiku,”
Puisi Puput Puji Lestari, sang pembelajar yang tangguh.
No comments:
Post a Comment