Thursday, March 26, 2009

Malam Bertensi Tinggi

malam semakin terasa aneh

udara tak lagi dingin

karena semua orang bertensi tinggi



keanehan semakin nyata

ketika pohon-pohon daunnya

tak hanya berwarna hijau

merah

kuning

biru

hingga ungu

semua menutup batang pohon

warna warni itupun tak hanya satu

karena beragam corak menghiasinya



di sebuah warung

gelas-gelas kopi hitam

berdenting, berbincang dengan asap rokok

tentang warna-warni daun yang tak lagi sedap dipandang



perbincangan tak hanya di warung kopi

bahkan di kebun

di bawah pohon pisang

serangga malam pun berdebat

tentang siapa yang akan mewakilinya

hingga siapa calon presidennya



Jepara, 24 Maret ‘09



4 comments:

Anonymous said...

selalu saja puisimu begitu
begitu mengharu biru
entah kenapa?
dan tanpa sadar
kau telah mengubur hatimu

tengoklah sekitarmu
yang berdarah-darah mendulang makna
mengaisi hikmah-hikmah
dari masa lalu yang telah menjelma sampah

Iqra' bismirabbikalladzi khalaq...

Telaga Al-Kautsar said...

selalu saja puisimu begitu
begitu mengharu biru
entah kenapa?
dan tanpa sadar
kau telah mengubur hatimu

tengoklah sekitarmu
yang berdarah-darah mendulang makna
mengaisi hikmah-hikmah
dari masa lalu yang telah menjelma sampah

Iqra' bismirabbikalladzi khalaq...

admin said...

Koq ngompol (ngomong politik) semua ya?

Daisy said...

ceng t' tuliz neng blog_q ni hon go.
bahasa jepang gethu....
ugag faham ea?